ruang yang saban dihuni, hampa kini
aku mengumpulkan dirimu dari benda-benda, satu-satu
di
musim gigil yang mempertemukan daun pada tanah dan menelanjangi dahan-dahan, mengintip di antara sempitnya hari, betapa sendirii
betapa pojok
ruang yang tak berjejak, tak melesak
aku mengukurmu dari kota-kota yang kau lewati
dengan
kereta yang maha tepercaya yang mempersembahkan tujuan di ujung jalannya,
menerobos igau, mengulir senyuman
dan kau kembali
dan aku tak lagi bertanya
Cologne, Januari 2015